Senin, 05 April 2010

Reporter: Nina Rahayu

Media Ancam Perilaku Anak

Gedung SC, UINJKT Online – Perkembangan multimedia, seperti televisi, game, komputer, dan internet saat ini sudah dianggap mengancam masa depan anak. Sebabnya tak lain karena media memiliki pengaruh besar dalam pembentukan prilaku anak. Karena itu, para orang tua diharapkan dapat berperan dan meluangkan banyak waktu bagi putra-putrinya.
Demikian hal itu dikatakan Psikolog Elly Risman dari Yayasan Kita dan Buah Hati saat menjadi pembicara dalam dialog tentang anak bertema "Pengaruh Global Media Terhadap Prilaku Anak" yang digelar Dharma Wanita Persatuan UIN Jakarta di gedung Student Center, Kamis (26/6).
"Saat ini banyak sekali anak di bawah umur dan remaja yang menjadi sasaran empuk media sebagai obyek pornografi, misalnya game Tarzan yang di dalamnya terdapat adegan telanjang pemain wanitanya," kata Elly Risman. Game ini, lanjutnya, di kalangan anak-anak sudah tak asing lagi karena mudah diakses dan dimainkan dalam bentuk Play Station atau PS.
Selain media game, tambahnya, media lainnya yang sangat berpengaruh terhadap perilaku anak adalah televisi yang kerap mempertontonkan adegan percintaan dan pornoaksi. Bahkan, televisi inilah yang dinilainya memiliki pengaruh besar terhadap perilaku anak.
Menurut Elly, ada beberapa faktor yang menyebabkan anak ingin melihat gambar porno, di antaranya iseng, terbawa teman, takut dibilang "kuper", dan rasa penasaran. Anak-anak ini biasanya memiliki tempat khusus untuk melihat gambar porno, misalnya melalui internet dan VCD/DVD, baik di tempat rental maupun di rumah. Bahkan, yang lebih memprihatinkan lagi, anak-anak juga dapat dengan mudah membeli buku komik pornografi yang berisikan adegan ciuman dan cara-cara bermain seks. "Semua itu dapat dengan mudah dimengerti oleh anak-anak," ujarnya.
Untuk itu, kata Elly, guna mengantisipasi dini para orang tua diharapkan memiliki waktu yang cukup untuk berkomunikasi dengan anak selain mengontrol kegiatan sehari-harinya. "Tapi akan lebih baik jika orang tua juga tidak 'gaptek' terhadap teknologi komunikasi, sehingga antara orang tua dan dapat saling memahami dan bertukar informasi," tegasnya.

http://www.uinjkt.ac.id/index.php/home/1-headline/124-media-ancam-prilaku-anak.html
Dampak Game online & Internet bagi anak sekolahan?

Era globalisasi dan informasi sedang merambah negeri ini, seiring dengan itu negeri ini baru masuk pada era keterbukaan sehingga informasi yang masuk sekarang dapat diakses tidak saja per-menit sekarang sudah super cepat yaitu per detik.
Dengan uang Rp. 5.000/jam anak-anak sudah bisa mengakses, dimanapun ada warnet, kapanpun waktunya bisa diakses lewat HP. Ada keluhan dari beberapa orang tua yang anaknya keranjingan game online sehingga kadang-kadang lupa kewajiban untuk belajar dan beribadah.
Anak-anak adalah generasi penerus bangsa, ditangan merekalah negeri ini akan mereka emban setelah esatfet kepemimpinan beralih padanya.

http://forum.detik.com/showthread.php?t=19104

Awas kena game online addict!!

Game online… denger kata yang satu ini pasti langsung kebayang gambar dan permainannya yang seru-seru. Game online emang sekarang lagi booming-boomingnya.

Banyak cara buat ngerefresh diri sehabis capek seharian beraktifitas atau ngerjain tugas-tugas sekolah. Salah satu cara yang lagi hobi dilakuin sama remaja (tapi, anak SD sekarang juga banyak) terutama anak laki-laki, adalah refreshing lewat game online.

Makanya sekarang banyak warnet yang mengusung game online bertebaran dimana-mana. Dari anak SD sampe dewasa)

Tapi.. kalau tidak pintar-pintar mengatur dan hati-hati, game online ini bukannya bikin kita refresh tapi malah merusak.

Hal ini yang perlu diwaspadai.

Tidak semua dan selamanya yang ada di game online itu bagus.. makin canggih zaman, makin banyak juga hal-hal ‘aneh’ bermunculan. Nah tidak ada salahnya kalo kamu buka mata lebar-lebar buat mendeteksi pengaruh buruk dari game online ini.

  • Kamu perlu waspada sama game atau permainan yang mengandung unsur pornografi, kekerasan, pemberontakan atau perbuatan anti sosial lainnya. Misalnya permainan dalam bentuk peperangan atau pertarungan. Gambar atau muncratan darah, kepala yang putus, badan yang hancur-hancuran, atau perbuatan sadis lainnya. Bisa-bisa kamu kepengaruh dan beranggapan kalo perilaku sadis itu hal biasa. Apa kamu tidak ngeri jadi orang yang ‘berdarah dingin’?? (walaupun kamu pikir itu tidak mungkin atau tidak masuk akal.. tapi tanpa kamu sadari itu sudah mulai merasuk dalam pikiran kamu!! Trutama buat yang maniak..kalau main kamu tidak kuat..itu smua bisa terjadi!!
  • Begitu juga sama game yang mengajak kamu berfantasi seksual. Wah..buat hal-hal yang macam ini, anak remaja godaannya pasti besar. Tapi harus berani tegas sama diri sendiri dan jangan pernah mau mencoba, sekalipun tujuannya cuma buat memenuhi rasa ingin tahu kamu. Tidak penting banget, deh!! Pasalnya, sama seperti kalau kamu nonton vcd atau baca buku porno, dengan sering-sering mainin games yang ada unsur cabulnya, bisa ngejerumusin kamu ke perilaku asusila atau amoral.
  • Dan yang bikin makin repot kalau kamu sudah mulai KETAGIHAN sama game online. Seperti orang nyandu, tidak kena game sehari aja kamu langsung resah dan gelisah. Rasanya tangan ‘gatel’ dan keingin langsung main game. Eit… bukan cuma nyandu narkoba aja yang bikin hidup susah. Kecanduan game bisa menimbulkan pengaruh buruk.

http://extraordinarystudent.blogsome.com/2008/05/13/awas-kena-game-online-addict/

Game Online, Mendidik atau Merusak?

Saat ini banyak sekali game online yang sedang digemari oleh para remaja, baik game strategi seperti Perfect World atau Ragnarok, maupun game casual seperti Idol Street atau Getamped.

Biasanya para remaja putri lebih menyukai game casual dan para remaja putra menyukai game strategi. Keduanya memang menyenangkan karena kita dapat bertemu dengan teman-teman ataupun berkenalan dengan teman-teman lainnya dari seluruh Indonesia. Selain itu kita juga dapat berinteraksi dengan teman-teman kita yang sedang online pada saat yang bersamaan, misalnya bersalaman, toss, ataupun merangkul teman kita. Tetapi di samping semua itu, ada beberapa hal negatif yang seharsnya tidak pantas untuk kita contoh, misalnya memukul teman. Tentunya positif dan negatif dari game online kembali kepada diri kita sendiri dan bagaimana mensiasatinya.

Bahkan saat ini pun anak-anak kecil yang masih sekolah dasar ataupun sekolah menengah dapat ikut bermain. Pada usia-usia seperti ini biasanya anak-anak meniru atau mencontoh berbagai hal yang dilihatnya. Sisi negatif game online merupakan salah satu hal yang harus kita perhatikan. Bila anak-anak seusia ini meniru interaksi yang negatif dari game seperti memukul atau menendang teman, tentunya bukan hal yang baik. Oleh karena itu, diperlukan suatu pengawasan dan pendidikan yang baik agar anak-anak tidak meniru hal-hal negatif tersebut. Hal ini juga seharusnya menjadi pertimbangan para penyedia game online agar interaksi yang kurang mendidik seperti ini seharusnya tidak dimasukkan ke dalam game itu sendiri.

Maka, dalam hal ini, orang tua perlu melakukan pengawasan terhadap anak-anaknya yang masih sekolah, terutama bila masih tingkat sekolah dasar atau menengah. Tetapi untuk para remaja, hal-hal seperti ini tentunya sudah tidak asing lagi, dan mereka pun sudah dapat mulai membedakan yang mana yang baik dan buruk dan pengawasan serta pendidikan moral masih tetap harus dilakukan oleh para orang tua, sehingga para anak dapat tetap bermain dan menyalurkan hobinya tanpa takut terkena dampak negatif dari game online tersebut.

http://www.kulinet.com/baca/game-online-mendidik-atau-merusak/291/