Internet memang dibutuhkan dalam dunia informasi, namun saat ini internet dijadikan konsumsi bagi anak-anak. Yang mereka cari bukan informasi melainkan game on-line. Beberapa game online yang cukup populer di antaranya Master of Fantasy Ragnarok, GetAmped R, Seal Online, dan RF Online. Sebutlah Ragnarok yang genre massive multiplayer online role playing game (MMORPG), Pangya yang bergenre fantasy sport, atau malah Gunbound yang masuk kategori turn based. Jenis genre macam itu yang kemudian mengotak-ngotakkan beberapa game sehingga mempunyai penggemarnya sendiri.
Sesungguhnya game mampu menghilangkan rasa penat dan menciptakan kecerdasan bagi pemainnya, dengan bermain game keasahan otak dituntut untuk memenangkan sesuatu entah mendapatkan point terbanyak atau menjadi “the winner” dalam sebuah permainan. Untuk game on-line kita harus mengaksesnya melalui Internet, akan tetapi internet masih jarang dimiliki oleh setiap rumah meski sekarang banyak provider yang menawarkan tarif murah berinternet.
Sekarang ini anak-anak Sekolah Dasar sudah tidak asing lagi mendengar kata internet. Bahkan hampir setiap hari saya temui mereka mengunjungi “warnet” untuk bermain game on-line. Kadang sampai lupa waktu jika asyik dengan gamenya sendiri
Menurut saya dalam hal ini tidak baik bagi anak-anak yang menjadikan game on-line sebagai barang konsumtif atau dengan kata lain dijadikan kebutuhan mereka setiap hari. Dampaknya akan buruk seperti: malas belajar dan ketagihan untuk bermain lagi dan lagi. Seseorang dapat menghabiskan waktu dan uangnya sekaligus untuk menikmati suatu permainan. Dampak negatif dari permainan ini akan sangat terasa, manakala pemainnya tidak dapat mengendalikan diri. Pada saat seseorang mulai merasa, bahwa permainan ini bukan sekedar untuk dinikmati dalam waktu senggan sebagai aktivitas rekreasional, maka bencana mulai menghadang.
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) merupakan perusahaan penyelenggara bisnis T.I.M.E (Telecommunication, Information, Media and Edutainmet) yang terbesar di Indonesia. Pengabdian TELKOM berawal pada 23 Oktober 1856, tepat saat dioperasikannya layanan telekomunikasi pertama dalam bentuk pengiriman telegraf dari Batavia (Jakarta) ke Buitenzorg (Bogor).
TELKOM menerapkan pengelolaan pengendalian internal perusahaan melalui tiga tahap, yaitu:
1. Pengendalian internal pada tingkat entitas (entity level)
2. pengendalian internal tingkat transaksional (transactional level)
3. pengendalian internal berbasis teknologi informasi
Tahapan dalam penerapan pengendalian internal dilakukan melalui: budaya perusahaan, pembuatan kebijakan terkait dengan GCG, pembentukan unit khusus terkait dengan GCG, pengembangan Sistem Pengendalian Internal, sosialisasi kepada seluruh jajaran unit kerja oleh senior leader, penerapan audit, evaluasi atas proses dan hasil audit serta langkah-langkah perbaikan. Perusahaan tersebut dapat dikatakan perusahaan sukses dalam Sistem Pengendalian Manajemen karena telah menerapkan:
Pertama, Pengawasan Melekat
Adalah serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai pengendalian yang terus menerus dilakukan oleh atasan langsung terhadap bawahannya secara preventif atau represif agar pelaksanaan tugas bawahan berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana kegiatan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Inpres No. 1 Tahun 1989). Secara singkat dapat dikatakan Waskat lebih diarahkan pada pembentukan suatu sistem yang mampu mengarahkan dan membimbing seluruh aparatur dalam pelaksanaan tugasnya mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang ditetapkan, serta mampu mencegah terjadinya penyimpangan, kebocoran, dan pemborosan keuangan negara / daerah.
Kedua, Pengawasan Legislatif
Adalah pengawasan yang dilakukan oleh Lembaga Perwakilan Rakyat baik di tingkat pusat (DPR) maupun di tingkat daerah (DPRD). Bentuk pengawasan tersebut lebih didominasi dari sudut pengawasan politik dan salah satu produknya dalam bentuk peraturan perundang-undangan.
Ketiga, Pengawasan Fungsional
Adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat yang tugas pokoknya melakukan pengawasan seperti: BPK, BPKP, Inspektorat Jenderal Departemen, Inspektorat Utama / Inspektorat Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), dan Badan Pengawas Daerah (Bawasda). Aparat fungsional tersebut berperan sebagai ”matadan telinga” pimpinan organisasi.
Keempat, Pengawasan Masyarakat
Adalah pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat termasuk lembaga-lembaga swadaya masyarakat dan para pemerhati yang disuarakan melalui berbagai media yang tersedia seperti media massa, kotak pos 5000 dan sebagainya.
Saham TELKOM tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dengan ticker TLKM
Februari 2010
DAY
OPEN
HIGH
LOW
CLOSE
VOLUME
ADJ.
CUR
25
8.450,00
8.500,00
8.200,00
8.300,00
19.265.000
-
IDR
24
8.400,00
8.500,00
8.300,00
8.450,00
18.760.000
-
IDR
23
8.400,00
8.500,00
8.200,00
8.500,00
48.682.500
-
IDR
22
8.650,00
8.650,00
8.350,00
8.500,00
26.619.000
-
IDR
19
8.600,00
8.650,00
8.500,00
8.600,00
10.074.000
-
IDR
18
8.750,00
8.750,00
8.550,00
8.700,00
13.201.500
-
IDR
17
8.850,00
8.900,00
8.700,00
8.750,00
14.535.000
-
IDR
16
8.700,00
8.800,00
8.650,00
8.800,00
3.364.000
-
IDR
15
8.700,00
8.700,00
8.600,00
8.700,00
3.583.500
-
IDR
12
8.750,00
8.750,00
8.600,00
8.700,00
17.896.500
-
IDR
11
8.600,00
8.750,00
8.500,00
8.750,00
14.335.000
-
IDR
10
8.650,00
8.700,00
8.450,00
8.550,00
12.419.000
-
IDR
09
8.750,00
8.750,00
8.400,00
8.550,00
19.760.000
-
IDR
08
8.950,00
8.950,00
8.600,00
8.700,00
19.546.000
-
IDR
05
9.000,00
9.100,00
8.850,00
8.950,00
19.615.500
-
IDR
04
9.300,00
9.350,00
9.200,00
9.250,00
9.084.000
-
IDR
03
9.400,00
9.400,00
9.300,00
9.350,00
2.621.500
-
IDR
02
9.350,00
9.450,00
9.250,00
9.300,00
8.712.000
-
IDR
01
9.350,00
9.450,00
9.300,00
9.300,00
14.663.500
-
IDR
PT Rajabrana dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat nomor 35/pailit/2008/PN Niaga/jktpst tertanggal 25 Agustus 2008. Di perusahaan ini ada 4.500 karyawan yang hak-haknya belum dipenuhi, 4 bulan gaji belum dibayar, ada THR dan Jamsostek. Alhasil perusahaan ini gagal dalam Sistem Pengendalian Manajemen dikarenakan pengendalian manajemen yang lemah serta kurang pengawasan sehingga menyebabkan terjadinya penyimpangan, kebocoran dan pemborosan keuangan perusahaan.
Sistem pengendalian manajemen dapat berjalan efektif jika dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh manusia. Tanggung jawab berjalannya sistem pengendalian manajemen sangat tergantung pada manajemen. Manajemen menetapkan tujuan, merancang dan melaksanakan mekanisme pengendalian, memantau serta mengevaluasi pengendalian. Dengan demikian, seluruh pegawai dalam berorganisasi memegang peranan penting untuk mencapai dilaksanakannya sistem pengendalian manajemen secara efektif.